468x60 Ads

Perum Taman Kampus C5 No 1 Jember Hp+6281556512753/+6281336594881

JALAN PENINGKATAN KOMPETENSI PERSONALKU

Saya dicipta Spesial sebagai Abdulloh, 9 juli1974. Terlahir dari rahim ibu yang bernama Hj. Sri Minarsih pada saat menikah berpendidikan sampai dengan SMP. Bapak saya, H.Poniman meskipun tidak sampai tamat sekolah tehnik (ST) setingkat SMP memiliki kemampuan fisik yang cukup baik  pada dua cabang olahraga yakni lari dan renang. Pernah mencatat prestasi marathon juara 2 lari event Polres Kediri.
    Semenjak kecil, Bapak terbiasa mandiri bekerja berat meringankan beban Mbah saya sebagai penjual dengan gerobak kelontong dorong keliling, dari hasil penjualan barang dagangan, sebagaiannya ditabung beli kambing dan untuk dipeliharanya ataupun dibelikan unggas sejenis ayam, itik dan mentok kemudian dijual  ke pasar pada Mbok Landep almarhumah  orang tua perempuan Bapak yang kesehariannya berjualan di pasar sebagai pedagang unggas.
Kerja keras Bapak berlanjut hingga ke Jakarta, sebagai pendatang Bapak ikut seorang Bintara Polisi dengan tujuan mendekatkan pada pencapaian akan impiannya dengan tempaan hidup tiap pagi dan petang mengangkut timba air untuk mengisi bak mandi yang jarak tempuhnya lebih dari 30 meter. Kegigihan Bapak dalam mengapai cita-citanya pernah sekali gagal dalam mengikuti ujian test kepolisian. Tidak membuat beliau patah arang dengan core competency yang lebih baik dibidang olahraga yang mengantarkannya meraih Sukses-Mulia masuk dijajaran kepolisian RI dengan pangkat Adjun Polisi Dua dengan ijasah SR (sekolah rakyat) pada satuan Pelopor elit tempur polisi setaraf Brimob di kelapa dua Jakarta Timur dan sebelum masa persiapan pensiun dengan pangkat Pelda, Kanit Provost Polres Kediri.
    Sebagai anak ke-2, saya diberi nama Dwi dengan panggilan Uki, lisan Jawa Timuran menyebut dengan Ukik. Nama kecil tersebut kependekan dari nama lengkapku Dwi Kirana L Setiadi.
Abjad L kata keberuntungan Bapak,  kepanjangan dari kata luki (L-uki), karena beliau dapat membuat rumah di atas tanah asrama kelapa dua, hasil jerih payah bekerja sampingannya sebagai waker pada perusahaan Luki Abadi. Dan keberuntungan lain  Bapak  mendapatkan ijin sekolah Bintara pasca penugasan pembebasan Timor Timur (Timor leste) dengan promosi janji kenaikan pangkat satu tingkat dan piagam veteran perang.
    Sebelum usia prasekolahku, mas Ir panggilan kakakku, duduk di bangku Taman Kanak-kanak di Jakarta dan usia adikku Marhata masih setahun. Keputusan keluargaku untuk mudik dengan mutasi dinasnya Bapak dari Jakarta ke Polresta Kediri. Mudik kami menggunakan truk, perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan lebih dari seharian perjalanan. Keikutsertaan keluarga dalam perjalanan dinas Bapak membuat kami sering pindah rumah semenjak memutuskan tinggal di Kediri.
Tahun 1984 keluarga kami mulai bisa menetap pada rumah sendiri di kampung Inggris Desa Tulungrejo yang ketika itu saya masih duduk di bangku SD kelas 4 sedang adik bungsuku Catur namanya usia 2 tahun. Sayang penguasaan bahasa Inggris aku tidak sebagus nama kampung itu, yang hingga kini dijadikan tempat studi seluruh pelosok negeri ini untuk menimba ilmu dan kursus.
    Saya tidak terkategori anak pintar dan berprestasi, namun Alloh memberikan kesempatan saya untuk berkompetisi di sekolah-sekolah favorit dari SMPN 1 dan SMAN 2 Pare hingga melenggang ke PTN Kedokteran Surabaya, lulus Diploma Radiologi tahun 1995, langsung diterima  bekerja di RSUD Sidoarjo. Ditahun 1997 lulus ujian CPNS dengan penempatan akhir di RS Paru Jember. Prestasi kecil lain yang saya peroleh melalui keteladanan Ibu dari upayanya melanjutkan pendidikan, patut  saya contoh. Ketika saat itu saya masih SD hingga SMA, usai menamatkan sekolah KPG, ibu kemudian kuliah mengambil gelar kesarjanaan dan dalam jenjang karirnya sebagai PNS. Ibu diangkat ketika usianya mendekati 40 tahun sedangkan saya pada usia 23 tahun.
    Perjalanan karir sebagai pegawai dalam 17 tahun terakhir ini, saya pernah diamanati untuk membimbing dan mengatur staf pada bagian radiologi. Capaian prestasi luar biasa saat Dies Natalis ke-49  RS Paru tahun 2005 Direktur RS Paru dr. Arya Sidemen,SE,. MPH menobatkan saya sebagai karyawan istimewa karena dapat memberikan bimbingan beberapa staf untuk kembali ke jalan yang lurus. Subhanalloh laaqola wala quwata illahbillah ... next (baca: Strategi menghadapi dan mengatasi krisis, dalam proposal hidupku – 3).
Tahun 2009 dan 2010 saya masuk bursa pemilihan employeer of the year RS Paru Jember siap berkompetisi dengan puluhan pegawai yang pernah mendapat predikat prestasi pada tahun tersebut untuk dipilih, yang mendapatkan suara terbanyak akan di umroh-kan. Ikut kompetisi dalam dua kali polling, saya hanya mendapatkan dua suara, ibarat permainan kurang mendapatkan simpati dukungan riil termasuk suara dari bawahan saya. Karena itu aku ubah orientasiku cukup sebagai pendamping umroh sebagaimana tahun ini aku dampingi Ibu ber-umroh.
Subjektif, itulah nilai standar kinerja dari objek sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukur atau standarnya (intangible standard) terhadap unsur prestasi  kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakasa, kepemimpinan dan value seperti dalam DP3 yang dipakai untuk menilai kinerja PNS. Menarik untuk menjadi objek penelitianku saat mengenyam pendidikan di FKM meski tidak tuntas dalam penyusunan skripsi, mengingat Hasibuan (2009) menyatakan, ”Dasar penilaian dari kinerja adalah uraian pekerjaan dari setiap individu karyawan karena dalam uraian pekerjaan inilah ditetapkan tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan oleh setiap karyawan.” yang saat ini tahun 2014 sebagai titik akhir dari penilaian DP3.
Sebagai orang yang memiliki mesin kecerdasan Thinking karena dominannya saya menggunakan otak kiri dengan garis tangan memperoleh ’tahta’, sebagai koordinator instalasi radiologi periode 2001-2013 yang tentu tidak sedikit masalah dan kasus organisasi melalui langkah praktis yang aku anggap efektif, sebagaimana peran yang pernah yang pernah saya lakoni sebagai pimpinan redaksi majalah RSP setelah 2 periode menjadi staf redaksi penulisan rubrik pengembangan SDM, mengelola aset sumberdaya dengan manerialship. Untuk kedisiplinan kerja petugas radiasi, saya berusaha istiqomah datang lebih awal dan pulang lebih akhir.
Disisi lain saya berkontribusi membidani lahirnya cabang Klub Guru Jember dan Bondowoso yang sekarang bernama IGI (Ikatan Guru Indonesia). Untuk itu  pelayanan terbaik bagiku dalam masyarakat pada bidang pendidikan menjadi pembimbing lapangan, baik magang  dan skripsi pada mahasiswa fisika MIPA Unej, IT dan kesehatan serta berupaya mewujudkan pemberdayaan dibidang ekonomi dan politik Islam guna menebar energi positif dengan sesama melalui perbaikan hubungan sosial kemasyarakatan.
Ibnu Tsani, Orang Spesial, Kontributor Sukses-Mulia.
    Manusia di alam semesta tercipta mikrokosmos adalah makhluk spesial.
Dalam karyaku saat ini berkemampuan mengaudit dosis radiasi dan menganalisa beban kerja, pencetak kontributor-kontributor (agent of change) yang dapat menjadikan organisasi RSP Jember sebagai pemain di tingkat Internasional pada tahun 2020”.  Hal ini tiada yang meragukan apabila kita, untuk hidup dan mengatasi berbagai masalah yang ada dihadapi dengan sebuah kompetensi. Namun demikian persoalannya, banyak diantara kita yang tidak tahu kompetensi apa saja yang harus dimiliki, dimana saja belajarnya dan bagaimana cara menguasainya?
Akibatnya ditahun-tahun yang silam dan mungkin masih kita jumpai saat sekarang banyak pekerjaan yang dikerjakan pekerja yang bukan ahlinya dan mengapa masih ada orang yang terus bekerja tanpa menyadari bahwa kompetensi mutlak diperlukan hingga mereka sadar bagaimana mereka dituntut untuk terus belajar meski tidak berada di sekolah formal, juga tidak mesti mendapatkan gelar dan ijasah.
Ingat bagaimana Nabi SAW bersabda bahwa tanda-tanda kehancuran sebuah masyarakat adalah ketika suatu urusan diserahkan kepada  orang yang bukan ahlinya. Hal ini mengingatkan kita bahwa siapapun yang sudah memiliki sertifikasi kompetensi diharapkan memang sudah memenuhi syarat kompetensinya dibidang itu dan mereka wajib memiliki kompetensi untuk selalu memiliki inovasi karena masalah baru akan selalu muncul.
Celakalah seseorang atau sebuah masyarakat bila selalu menghadapi masalah yang sama; itu berarti Dia memang bebal sehingga selalu jatuh ke lubang  yang sama. Profesionalisme ditunjukkan dengan kecakapan penyelesaian masalah dengan tuntas sehingga dia berhadapan dengan masalah baru yang menantang sehingga munculnya inovasi yang terus menerus.
Mereka juga harus kompeten untuk menginspirasi orang lain, agar banyak orang mau berjalan ke tujuan yang sama, sekalipun tidak diberikan kompensasi langsung, sebagaimana Orkesta yang tim-nya dapat bersinergi dengan alunan nada irama yang beriringan terdengar indah. Mereka juga terbukti sebagai orang yang independen dalam bersikap sehingga tidak mudah tunduk pada keinginan pribadi atau kelompok.
Kompetensi seperti ini dapat kita miliki dalam kesadaran pribadi melalui suatu tantangan bagaimana menghadapi masalah menjadi sebuah peluang bukan sebaliknya yakni suatu tindakan yang berpotensi melahirkan masalah dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan formalnya. Bagaimana dia mampu mengembangkan untuk menghadapi berbagai persoalan hingga memacunya terus belajar, baik dari buku, internet ataupun orang yang lebih dahulu menekuni bidang itu atau bahkan dari kegagalannya sehingga lambat laun tumbuhlah kompetensiku dibidang tersebut. Insyaalloh.
Rumus Power Distance (exposer ;Rontgen)   memanduku bekerja dalam menindaklanjuti regulasi  BAPETEN terhadap dosis serap  (mGy) radiografi diagnostik pasien dewasa pada pemeriksaan:
1.    Skall – Lateral 3 dan PA 5
2.    Dental AP 5 dan periapical 7
3.    Chest - PA 0,4 dan lateral 1,5
4.    Thoracal – AP 7 dan lateral 20
5.    Lumbal – AP 10 dan lateral 20
6.    Abdomen – AP 10
7.    Pelvis – AP 10

Berikut SK  Ka BAPETEN no. 1/V/1999 terkait Nilai Batas Dosis (NBD) dimana dosis efektif untuk masyarakat umum sepersepuluh dosis pekerja yaitu untuk penyinaran seluruh tubuh 5 mSV pertahun; wanita hamil kurang dari 1 mSv dan  abdomen 1,3 mSv dalam 13 minggu.
Jika dalam catatan dosis foto thorax dewasa terdapat 60 kV, 300 mA, 0,03 S maka paparan dosisnya adalah 0,00144 R = 1,44 mR, didapat dosis serap dengan faktor kali 0,88 yaitu 0,001267 Gy = 1,267 mGy dengan konversi alat ukur terbaca  0,11 mGy, dengan demikian bila faktor bobot organ paru 0,12 maka dosis efektifnya adalah  0,0132 mSv.

0 komentar:

Posting Komentar